Pola Istirahat yang Efektif

Kita semua tahu bahwa kondisi pandemi saat ini mendorong kita harus melakukan segalanya secara online. Apa yang kalian rasakan saat pola aktivitas sehari-hari kita dahulu terpaksa harus beradaptasi dengan cepat menjadi pola yang baru? Ya, kita harus menyesuaikan dengan pola online yang dilaksanakan pada pandemi. Hal ini tentunya sangat melelahkan, bukan? Badan kita menjadi lebih mudah capai serta lelah sebab tugas dan pekerjaan yang bertambah. Penambahan tugas dan pekerjaan itu memengaruhi pola istirahat kita sehingga waktu istirahat kita berkurang dan pola hidup kita menjadi tidak seimbang. Padahal kita berekspektasi bahwa semua pekerjaan akan menjadi lebih ringan karena diganti pola online, ternyata kenyataan malah sebaliknya.

Oleh karena itu, tubuh kita tetap membutuhkan energi yang cukup agar bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan lancar. Energi di sini bisa kita dapatkan dari makanan bergizi yang dikonsumsi, olahraga rutin, dan waktu istirahat yang cukup. Ya, istirahat yang cukup menjadi salah satu faktor penting bagi kesehatan tubuh. Hal itu karena organ-organ tubuh kita juga butuh istirahat, loh!

Dilansir dari kanal kesehatan BBC, waktu organ tubuh manusia beristirahat adalah dari pukul 21.00 sampai pukul 23.59. Pada waktu tersebut, otak kita menghasilkan hormon melatonin yang membantu manusia untuk tertidur. Maka, sangat disarankan agar setiap orang mengurangi aktivitas dan bersiap-siap untuk tidur pada rentang waktu tersebut. Kemudian, pada pukul 00.00 sampai pukul 02.59 adalah waktu untuk otak membersihkan diri dari zat yang mengalir setelah seharian beraktivitas dan berpikir. Pada jam tersebut pula usus kita akan melakukan detoksifikasi sehingga tidak dianjurkan untuk makan dan minum.

Sedangkan, rentang waktu tidur efektif ditentukan berdasarkan usia tiap-tiap orang. Menurut para dokter, remaja yang berusia 14—17 tahun membutuhkan waktu istirahat sekitar 8—10 jam, untuk dewasa (mulai dari usia 18—64 tahun) waktu tidur efektifnya adalah 7—9 jam. Pentingnya waktu tidur berpengaruh untuk meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan organ tubuh, dan juga pengaturan emosi. Saat seseorang kurang tidur, emosi negatif dapat meningkat hingga 60%, loh! Selain itu, waktu tidur yang cukup juga berpengaruh pada perubahan kadar hormon leptin dan ghrelin. Ketika kita kurang tidur, hormon leptin yang merupakan hormon penurun nafsu makan akan menurun 15,5 % dan hormon ghrelin yang merupakan hormon peningkat nafsu maka akan meningkat sekitar 14,9%. Peningkatan kadar hormon ghrelin tersebut dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan seseorang saat malam hari sehingga hal itu dapat memicu obesitas.

Dikutip dari laman Alodoc, selain dapat memicu obesitas, kurangnya waktu tidur juga dapat menyebabkan peningkatan risiko penderitaan penyakit serius seperti penyakit kardiovaskular, daya tahan tubuh yang berkurang, penurunan daya ingat, percepatan penuaan dini, serta dapat berdampak pada kesehatan mental. Wah, seram ya?

Itulah alasan mengapa sangat penting untuk kita semua menjaga pola tidur agar efektif. Tetapi selain dengan tidur yang cukup, kita juga membutuhkan tidur yang berkualitas. Cara untuk mewujudkan tidur yang berkualitas baik ini di antaranya adalah dengan rutin berolahraga. Olahraga akan melancarkan sistem metabolisme dan sistem peredaran darah manusia sehingga seseorang yang tertidur setelah berolahraga dapat merasa lebih fresh dan kualitas tidurnya pun terjaga. Di samping itu, disarankan juga untuk mematikan perangkat elektronik seperti mematikan lampu dan membuat lingkungan tidur yang nyaman. Lingkungan tidur yang nyaman dapat memengaruhi keadaan hati dan pikiranmu. Tidak lupa juga untuk membuat jadwal tidur. Usahakan agar kamu tidak tidur di atas jam 12 malam, prioritaskan waktu tidurmu pada jam 9 hingga 12 malam, hal itu akan meningkatkan kualitas tidurmu.

Nah, sudah jelas, kan? Yuk, segera terapkan pola istirahat yang efektif untuk memaksimalkan hari-harimu!